Ad Gentes


A. Ad Gentes: Dekrit tentang Kegiatan Misioner Gereja
Pendahuluan
Gereja diutus ke segala bangsa untuk mewartakan sabda kebenaran dan melahirkan Gereja-Gereja. Zaman ini, kegiatan missioner itu sangat mendesak, karena itu, Konsili Suci bersyukur atas hasil kegiatan serta kebesaran hati seluruh Gereja, dan ingin menggariskan azas-azas missioner serta menghimpun daya kegiatan segenap kaum beriman.

Asas-asas Ajaran
Pada hakekatnya, Gereja bersifat missioner, karena berasal dari perutusan Putera, dan Roh Kudus. Perutusan Putera dan Roh Kudus itu merupakan rencana Bapa yang bersumber dari Cinta atau kasih asali dari Allah Bapa. Itu berarti kegiatan missioner Gereja berasal dari Allah Tritunggal. Kegiatan Misioner ini dimaksudkan agar umat manusia dikumpulkan menjadi satu dan mengalami keselamatan. Kristus diutus Bapa sebagai perantara Allah dan manusia. Ia datang untuk mewartakan dan menyelamatkan manusia. Untuk melanjutkan karyaNya, Kristus mengutus Roh Kudus dari Bapa, supaya ia mengerjakan karya penyelamatanNya dalam Jiwa manusia. Berkat kuasa Roh Kudus, tampillah Gereja secara resmi di hadapan orang banyak pada hari Pentakosta. Gereja inilah yang diutus oleh Kristus untuk menyebarkan Injil hingga menjadi satu kesatuan dalam sifat Katolik. Pemanggilan keduabelas rasul merupakan pilar dan tonggak sejarah Gereja. Kristus juga sebelum naik ke surga memberikan tugas kepada para rasul yang juga merupakan tugas kita semua untuk pergi ke seluruh dunia (lih. Mat.28:18). Perutusan itu berlangsung sepanjang sejarah untuk Kabar Gembira kepada kaum miskin. Itulah kegiatan missioner Gereja.
Kegiatan missioner itu dijalankan oleh Dewan para Uskup yang diketuai oleh pengganti Petrus. Sedangkan seluruh Gereja berdoa dan bekerja sama. Kegiatan itu tergantung dari Gereja atau dari berbagai masyarakat, golonga-golongan dan orang-orang yang dilayani dalam perutusan. Dalam tugas itu, diharapkan di antara bangsa-bangsa dapat ditanamkan Gereja. Itulah kegiatan Misi. Misi itu dijalankan melalaui kegiatan missioner. Kegiatan missioner ini merupakan kehendak Allah agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. Dengan memperlihatkan Kristus kepada dunia, Gereja sekaligus mengungkapkan kepada manusia kebenaran yang sesungguhnya tentang keadaannya serta kepenuhan panggilannya. Maka dari itu, masa kegiatan missioner berlangsung antara kedatangan Tuhan yang pertama dan yang kedua. Dan pada saatnya Gereja bagaikan panenan akan dihimpun dari keempat penjuru angin ke dalam Kerajaan Allah. Itulah sifat eskatologi kegiatan missioner.

Karya Misioner Sendiri
Agar kegiatan missioner berhasil, seluruh Gereja diharapkan dapat hadir dan menjadi bagian dari masyarakat dan bekerja sama dalam berbagai bidang kehidupan. Hadir dengan membawa semangat cinta kasih Allah, karena Ia menghendaki agar kita saling mengasihi dengan cinta kasih yang sama. Cinta kasih diterapkan sebagai suri teladan hidup, terlebih dalam pewartaan Injil. Dalam pewartaan Injil, Gereja melarang keras jangan sampai ada orang yang dipaksa atau dengan siasat yang tidak tepat untuk memeluk iman. Bahkan, motivasi pertobatan perlu diselidiki, dan dijernihkan. Dan mereka yang bertobat perlu dipersiapkan sebagai katekumen dan diterima dalam upacara liturgis. Itulah sebabnya diperlukan pembinaan bagi umat beriman. Selain pembinaan umat beriman, diperlukan juga pengadaan klerus setempat. Karena itu, dipilihlah imam-imam yang cakap dengan kemampuan akedemik di perguruan tinggi dan pastoral. Konsili juga menganjurkan pendidikan bagi para katekis, mengingat jumlah imam yang pada zaman ini sangat sedikit. Selain itu juga perlu dikembangkan hidup religius yang ikut berjerih payah dalam usaha penanaman Gereja.

Gereja-Gereja Khusus
Gereja-gereja khusus yaitu gereja-gereja muda yang baru didirikan di tempat-tempat tertentu dengan kedewasaan hidup yang dilengkapi dengan para klerus di bawah pimpinan uskupnya. Gereja-gereja khusus itu wajib menghadirkan Gereja semesta sesempurna mungkin untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal Kristus. Tentunya dengan bantua para imam pribumi dan para religius pria pun wanita. Di samping itu, perlu ada pengembangan kaum awam pria dan wanita yang tugas utamanya memberi kesaksian akan Kristus dalam kehidupan mereka. Kemajemukan bisa ditemukan dalam setiap Gereja, tetapi semuanya adalah merupakan satu kesatuan Umat Allah yang di dalamnya ada padangan-pandangan yang saling membangun.

Para Misionaris
Dalam menjalankan tugas misi Gereja, dipilihlah dari antara murid-murid Kristus mereka yang dianggap layak dan berkenan untuk diutus. Itulah para missioner. Mereka diutus untuk mewartakan Injil dengan spiritualitas missioner. Karena itu, perlulah pembinaan moral dan spiritual para calon misionaris agar terbina sikap-sikap batin yang luhur. Mereka juga hendaknya menimba kekuatan dari sabda-sabda iman dan ajaran yang sehat sehingga mereka sanggup menerima tuntutan-tuntutan karya di kemudian hari. Demi tercapainya karya misioneri itu, maka dibutuhkan lembaga-lembaga di mana para missioner dapat bergabung dan bekerja sama serta mendapat pembinaan yang lebih memadai.

Pengaturan Kegiatan Misioner
Untuk semua kegiatan missioner hanya boleh ada satu kongregasi yang berwenang, yakni kongregasi untuk “Penyebaran Iman”, yang memimpin dan menyelaraskan di mana-mana baik karya missioner sendiri pun kerja sama missioner. Selain itu, lembaga-lembaga missioner hendaknya menjali kerja sama sehingga tercipta sebuah keteraturan. Lembaga-lembaga yang dimaksud yaitu organisasi umum dewan para uskup. Kerja sama itu menyangkut berbagai elemen, seperti seminari, sekolah tinggi, sekolah Teknik, Puspas, dan media komunikasi untuk membantu karya missioner.

Kerja Sama
Konsili menegaskan pentingnya karya missioner bagi seluruh anggota Gereja, baik itu umat Allah, pun para klerus. Singkatnya semua anggota menjadi misionaris di mana pun dan apa pun jabatan mereka. Karya missioner ini akan tercapai jika kerja sama dari semua elemen bisa terjalin. Para uskup bukan hanya menjadi nabi, imam dan raja di keuskupannya tetapi bekerja sama dengan keuskupan-keuskupan untuk mewartakan keselamatan. Demikian juga dengan tarekat-terekat religus, para suster, para bruder. Merka dalam karya missioner hendaknya bekerja sama dengan para gembala yang tertabis di daerah-daerah di mana mereka berkarya. Tak kalah penting juga kaum awam yang dengan caranya sendiri member kesaksian perlu bekerja sama dengan sesama umat, pun dengan kuasa mengajar gereja setempat, serta para anggota-anggota lembaga-lembaga hidup bakti.

penutup
Para bapa konsili bersama imam agung Roma menyadari bahwa tugas menyebarluasakan Kerajaan Allah di mana-mana adalah tugas yang berat, karena itu, harapan yang diwujudkan lewat doa panjatkan. Selanjutnya meyakini bahwa Allah lewat Roh Kudus akan berkarya di setiap karya missioner yang dibuat oleh manusia untuk menyebarkan Injil sehingga Cahaya Kristus akan bersinar di wajah semua orang.