B. Apostolicam Actuositatem: Dekrit Tentang Kerasulan Awam
Pendahuluan
Demi memacu Kegiatan Merasul, Gereja merasa perlu menyapa kaum awam yang perannya sangat khas dalam usaha Gereja mewartakan Kerajaan Allah. Peranan kaum Awa mini sudah sejak awal Gereja yang dengan jelas dipaparkan oleh KS (Kis.11:10-21,Rm.16:1-16, Flp.4:3). Dengan pertambahan jumlah manusia dan perkembangan berbagai teknologi, kegiatan kerasulan awam adalah sesuatu yang sangat penting dan mendesak. Hal itu juga disebabkan oleh jumlah imam di daerah-daerah tertentu yang amat kurang. Roh Kudus mendorong kaum awam sehingga di berbagai tempat mereka membaktikan diri kepada Kristus dan Gereja.
Dalam Dekrit ini, Konsili menjelaskan hakikat, sifat, aneka kerasulan awam, azas-azas kerasulan awam, serta petunjuk-petunjuk pastoral untuk merasul bagi kaum awam agar tepat guna.
Kaum Awam Dipanggil untuk Merasul
Gereja diciptakan untuk mewartakah Kerajaan Allah ke seluruh dunia demi keselamatan manusia. Misi itu diemban bukan hanya oleh para rasul dan pengganti-penggantinya yang diserahi tugas untuk mengajar, menyucikan dan memimpin atas nama kuasaNya, tetapi juga semua anggota Gereja. Sebagaimana semua anggota tubuh memiliki peran masing-masing, demikian juga semua anggota Tubuh Kristus (Gereja) menjalankan peran mereka masing-masing untuk menuju keselamatan. Kaum awam dipanggil dalam situasi hidup mereka di tengah masyarakat untuk mewartakan Injil demi penyucian sesama. Itu berarti mereka dipanggil Allah untuk menjadi ragi di tengah dunia. Tugas kerasulan ini dijalankan atas dasar persatuan kaum awam dengan Kristus lewat Sakramen Baptis serta sakramen-sakramen lainnya. Karena itu, kerasulan dijalankan dengan semangat Injili: Iman, harap dan kasih.
Kesuburan kerasulan awam tergantung dari persatuan yang mesra dengan sumber dan asal seluruh kerasulan Gereja: Kristus. Dengan persatuan itu, kaum awam memupuk hidup rohani berdasarkan ciri khusus melalui status pernikahan dan hidup berkeluarga. Lewat persatuan itu juga, kaum awam hendaknya menjunjung tinggi keutamaan-keutamaan dalam hidup bermasyarakat, seperti kejujuran, keadilan, ketulusan hati, dll. Suri teladan bagi hidup rohani dan hidup merasul kaum awam adalah St. Perawan Maria, Ratu Para Rasul.
Tujuan yang Dicapai
Karya penebusan Kristus adalah karya penyelamatan manusia, dan juga pembaharuan seluruh tata dunia. Karena itu, kerasulan kaum awam dimaksudkan untuk mewartakan Injil dan menyucikan umat manusia berkat iman dan rahmatNya. Kesaksian hidup Kristiani serta amal baik yang dijalankan dengan semangat adikodrati merupakan bentuk kerasulan yang dapat menarik orang pada iman akan Allah (Mat.5:16). Kaum awam juga dipanggil untuk mewartakan Injil dengan kata-kata, baik kepada mereka yang belum beriman pun kepada mereka yang sudah beriman supaya lebih meneguhkan. Kaum awam juga dipanggil untuk membela iman atas berbagai sekte-sekte yang muncul zaman ini.
Rencana Allah mengenai dunia adalah supaya umat manusia seia-sekata membaharui dan menyempurnakan tata dunia terus-menerus. Segala sesuatu yang mewujudkan tata dunia, yakni nilai-nilai hidup dan keluarga, kebudayaan, ekonomi, kesenian, profesi dll mempunyai nilainya sendiri. Kaum awam wajib menerima tata dunia sebagai tugasnya yang khusus. Sehubungan dengan karya amal cinta kasih, perlu berpatokan pada hokum utama yang diajarkan Yesus: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang di antara saudaraKu yang paling hina ini, kamu lakukan untuk Aku” (Mat.25:40). Maka dari itu, hendaknya kaum awam menjunjung tinggi karya amal cinta kasih dalam usaha-usaha bantuan social, baik yang bersifat swasta pun yang umum dalam kerja sama dengan orang-orang yang berkehendak baik.
Bidang-bidang Kerasulan
Kaum awam menunaikan kerasulan mereka yang bermacam-macam dalam Gereja maupun masyarakat. Secara konkrit bidang-bidang kerasulan itu mencakup kerasulan jemaat-jemaat Gerejawi, kerasulan keluarga, kerasulan kaum awam, kerasulan social, dan bidang-bidang nasional pun internasional.
Kaum awam, baik pria pun wanita melengkapi apa yang kurang pada saudara-saudara mereka, dan menyegarkan semangat para gembala umat beriman lainnya, sebagaimana Paulus dibantu oleh para pria dan wanita. Anggota jemaat yang jauh bisa dihantar kembali kepada Gereja. Secara aktif mereka menyumbangkan tenaga dan menyampaikan Sabda Allah, terutama melakui katekese umat. Di sini kaum awam hendaknya selalu penuh perhatian pada keuskupan dan paroki. Itu berarti kaum awam dituntut untuk bekerja sama dengan para imam di paroki-paroki.
Dalam keluarga, para suami-istri bekerja sama dengan rahmat dan menjadi saksi iman satu bagi yang lain, bagi anak-anak mereka dan bai kaum kerabat lainnya. Dengan peri kehidupan, suami-istri menunjukkan dan membuktikan bahwa ikatan pernikahan tidak terceraikan dan suci. Dengan begitu, keluarga menjadi sel pertama dalam kehiduapan bermasyarakat. Untuk tugas kerasulan ini, baik jika keluarga-keluarga berhimpun dalam kelompok-kelompok.
Kaum muda mempunyai peranan penting dalam dunia sekarang. Dengan segala situasi mereka, pendidikan, ekonomi, perkembangan teknologi, dan segala kepribadian dan dinamika, mereka diharapkan dapat merasul. Mereka dapat menjadi rasul-rasul pertama di kalangan mereka. Orang dewasa juga perlu menjalin dialog dengan kaum muda serta mendorong mereka untuk merasul.
Kerasulan di bidang social merupakan usaha menjiwai mentalitas dan adat-kebiasaan, hukum-hukum serta tata-susunan masyarakat dengan semangat kristiani. Di sini dibutuhkan kesesuaian hidup dengan iman untuk menarik semua orang tanpa kecuali kepada kebenaran, kebaikan dan akhirnya kepada Kristus dan Gereja.
Sebagai warga Negara, umat diharapkan dapat menyadari kewajibannya untuk memajukan kesejahteraan umum, keadilan, serta hukum yang sesuai dengan tuntutan moral. Selain itu, umat juga diharapkan teguh dalam iman serta ajaran Kristiani dalam kanca perpolitikan. Bagi mereka yang bekerja di tengah bangsa-bangsa hendaknya memupuk semangat kesetiakawanan antar semua bangsa.
Cara-cara Merasul
Kerasulan kaum awam dapat dijalankan secara perseorangan pun melalui paguyuban. Semua kaum awam dalam keadaan mana pun juga dipanggil dan wajib menjalankan kerasulan. Dalam kaitan dengan tugas kerasulan perorang pun perserikatan, hendaknya kaum awam bekerja sama dengan kaum klerus. Dalam hal itu, kaum awam mesti tunduk pada nasihat dan pengarahan kaum awam. Para klerus juga wajib memperhatikan kesejahteraan kaum awam yang membaktikan diri dalam karya dan lembaga Gereja. Hal itu menadakan bahwa para gembala menerima dengan senang hati dan rasa syukur menyambut para awam.
Kaidah-kaidah/Tata-tertib
Dalam karya kerasulan hendaknya para klerus dan religius, para bruder, suster menghargai dan membangun kerja sama yang baik dengan awam. Di keuskupan-keuskupan sedapat mungkin dibentuk panitia-panitia untuk membantu karya Gereja dalam berbagai bidang yang di dalamnya diikutsertakan kaum awam. Dengan kerja sama yang dinamis dan bijaksana, kaum awam member kesaksian akan Kristus Penyelamat dunia, dan akan kesatuan keluarga manusia.
Pembinaan Merasul
Pembinaan kaum awam dalam tugas kerasulan bukan dimaksudkan hanya untuk perkembangan hidup rohania dan pengetahuan ajaran kaum awam, tapi juga untuk karyanya agar sesuai dengan situasi, orang-orang dan tugas-tugas. Selain itu juga, pembinaan dimaksudkan agar mereka sendiri mampu membina sesama kaum awam dalam tugas kerasulan. Pembinaan kaum awam bisa dilakukan lewat retret, seminar, kongres, rekoleksi, konfrensi, penyediaan sumber-sumber pengetahuan dan pendalaman iman, seperti bulletin, majalah, dan buku-buku.
Ajakan
Konsili Suci dan Tuhan menyerukan kepada segenap kaum awam agar dengan suka rela, denga jiwa besar, dengan hati yang siap-sedia menanggapi sapaan Kristus untuk mengikuti dorongan Roh Kudus dalam tugas pewartaan yang membawa semua manusia pada keselamatan. Tuhan mengutus kaum awam ke semua kota dan tempat yang akan dikunjungiNya sendiri (Lih. Luk.10:1).
KOMENTAR
Setelah membaca dua dekrit, Karya Misioner Gereja (Ad Gentes) dan Kerasulan Awam (Apostolicam Actuositatem) saya menemukan bahwa keduanya saling berkaitan satu sama lain. Tuhan telah memilih dan menetapkan orang-orang menurut kehendakNya untuk melaksanakan misi pewartaan Kerajaan Allah. Orang-orang itu adalah para klerus, biarawan-biarawati, dan kaum awam. Demi misi ini, konsili menghimbau adanya kerja sama antara para klerus dan kaum awam. Para klerus bahkan dihimbau untuk memperhatikan kesejahteraan kaum awam yang terlibat dalam tugas pewartaan di paroki-paroki. Kerja sama itu dibutuhkan mengingat perkembangan umat beriman yang pesat dan jumlah imam yang sedikit, terlebih di daerah-daerah terpencil. Dengan demikian, kaum awam memiliki peran positif dalam menjalankan karya missioner Gereja.
IMPLIKASI UNTUK PETUGAS PASTORAL
Saya sebagai petugas pastoral dengan membaca dua dekrit ini, baru memahami bahwa kerja sama antara kaum awam dan para klerus sangat dibutuhkan dalam tugas penggembalaan. Bahkan kaum awam sebenarnya yang berperan aktif dalam tugas menghantar misi Gereja ini. Para klerus dengan melihat luasnya daerah pelayanan, tidak mampu hadir terus-menerus dalam semua kelompok umat beriman. Karena itu, kaum awam secara mandiri menggembalan kelompok mereka sendiri. Memang masing-masing memiliki kelemahan, baik di pihak klerus, pun kaum awam. Karena itu, keduanya dapat saling mengisi jika ada kerja sama yang baik. Akhirnya sebagai calon petugas pastoral, saya berusaha untuk membangun sikap bekerja sama dengan kaum awam, di mana pun dan kapan pun saya akan bertugas. Semoga…..